Rabu, 10 September 2008

EMOSI & INTI RAHASIA kEBIJAKSANAAN (4)

Filed under: ARTIKEL "HEART REVOLUTION" — eko @ 5:18 am

Oleh Eko Jalu Santoso, Weblog: www.ekojalusantoso.com

2. Meningkatkan Kesabaran Hati

Memang terkadang tidak mudah untuk menahan amarah, apalagi kalau menemui hal-hal yang pantas mengundang emosi amarah seseorang. Bagaimanapun dapat dimengerti apabila seseorang mengalami kekesalan, kecemasan, sakit hati yang dipicu oleh hal-hal yang mengundang emosi ini. Tetapi sangat tidak dibenarkan mengekpresikan rasa marah dengan cara agresif dan merugikan orang lain. Diperlukan kesabaran hati agar mampu mengontrol diri untuk tidak melampiaskan emosi kemarahan membabi buta.

Melatih kesabaran diri mengendalikan emosi amarah terkadang membutuhkan pula kesabaran waktu yang cukup panjang. Tidak cukup dengan satu atau dua kali ujian. Diperlukan latihan yang terus menerus dan berkelanjutan. Meski demikian bagi mereka yang memiliki kebijaksanaan hati, tidak akan mengeluh karena panjangnya waktu yang harus dilalui. Dia juga tidak merasa bosan karena cobaan yang datang tindih-bertindih. Kesabaran seperti itu pula yang harus ada pada setiap orang yang ingin menjadi pemenang dalam kehidupan ini.

Melatih kesabaran hati sangat berhubungan erat dengan suasana hati seseorang. Menurut Richard Wenzlaff, ahli psikologi dari University of Texas, mengalihkan suasana hati agar menjadi positif dapat dilakukan dengan melakukan selingan yang positif seperti menonton peristiwa olahraga yang dinanti-nanti, film komedi atau dengan membaca buku-buku bacaan ringan.

Melatih kesabaran hati selain menyangkut dimensi emosional seseorang, juga sangat berhubungan dengan dimensi spiritual seseorang. Manusia yang memiliki orientasi pada nilai-nilai spiritualiasme yang bersumber dari hati nurani, maka ketika terjadi rangsangan-rangsangan pada emosinya, emosinya akan tetap tenang dan terkendali. Karena aspek mentalnya telah diperkuat oleh nilai-nilai spiritualnya.. Suara hati “Illahiah” dalam dimensi spiritual akan menjadi pembimbing untuk bereaksi normal terhadap rangsangan emosi yang dating.

Melatih kesabaran hati terus menerus sangat penting dalam pengendalian emosi. Kesabaran hati dalam pengertian mampu menerima keadaan, memahami situasi dan dapat mengendalikan emosi dan amarah sehingga tidak sampai bertingkah aneh dan melampuai batas. Kesabaran hati adalah akar dari rahasia kebijaksanaan hidup. Kebijaksanaan dalam menghadapi berbagai persoalan, betapa pun beratnya dan tetap selalu menebarkan cinta dan kasih sayang.

3. Memaafkan Dan Membalas Dengan Kebaikan

Dikisahkan bahwa Nabi Isa as pernah dihina, namun ia tetap senyum, tenang, dan mantap, tidak sedikitpun ia menjawab atau membalas dengan kata-kata kotor mengiris tajam seperti yang diucapkan si penghinanya. Ketika ditanya oleh sahabat-sahabatnya, “Ya Rabi (Guru), kenapa engkau tidak menjawab dengan kata-kata yang sama ketika engkau dihina, malah Baginda menjawab dengan kebaikan ?” Nabi Isa as, menjawab : “Karena setiap orang akan menafkahkan apa yang dimilikinya. Kalau kita memiliki keburukan, maka yang kita nafkahkan adalah keburukan, kalau yang kita miliki kemuliaan, maka yang kita nafkahkan juga kata-kata yang mulia.”

Percayalah, makin mudah kita tersinggung, apalagi hanya dengan hal-hal yang kecil, akan makin sengsara hidup ini dikuasai oleh emosi amarah. Padahal, sebenarnya kita dapat menjadikan orang-orang yang menyakiti kita sebagai ladang amal. Maka berusahalah membalas kebenciaan seseorang dengan memaafkannya dan membalasnya dengan kebaikan. Membalas emosi kemarahan yang datang dengan memaafkan.

Kalau ada kebenciaan yang datang, ada yang menghina, ada yang menyakiti kita, sebaiknya kita bisa memaafkannya, tidak membalas dengan emosi, tetpai membalas dengan kebaikan. Mungkin hal ini muah disampaikan tetapi sulit dilakukan. Namun kalau mau berusaha mendengarkan suara hati terdalam, pasti akan diberikan bimbingan untuk memaafkan, membalas dengan kebaikan.

Kalau ada seseorang yang memancing kemarahan, seandainya dia masih muda, anggap saja mungkin dia belum tahu bagaimana bersikap kepada yang tua, kalau dia sudah tua anggap saja sedang khilaf, sehingga kita tidak perlu ikut emosi dan dapat memaafkannya. Yang penting jangan tersinggung, lebih baik membalasnya dengan kebaikan. Yang pasti makin kita mudah memaafkan, makin kita berhati lapang, makin bisa memahami orang lain, maka akan makin aman dan tenteramlah hidup kita ini.

4. Berdamai Dengan Diri Sendiri

Berdamai dengan diri sendiri adalah cara bijaksana dalam mengendalikan emosi amarah. Setiap orang yang mencintai dirinya sendiri, pada akhirnya akan memaafkan kesalahan dan kekurangan diri sendiri. Itulah yang saya maksudkan dengan berdamai dengan diri sendiri. Mampu mencintai diri sendiri dan memenuhi hati dengan cinta dan kasih sayang.

Berdamai dengan diri sendiri artinya memahami setiap keadaan yang datang, tidak menyalahkan orang lain, dapat menerima sesuatu yang menimpa diri kita dengan lapang. Hidup tidak jarang dipenuhi dengan peristiwa-peristiwa yang membuat emosi tergerak seperti frustrasi, depresi, rasa sakit hati, bersedih, bahagia dan hal-hal yang tidak dapat diramalkan. Kalau kita mampu berdamai dengan keadaan, berdamai dengan diri sendiri, maka hati akan menjadi lebih lapang. Memiliki hati yang lapang menjadikan kesabaran dan kemampuan mengendalikan emosi kemarahan.

Mungkin kita tidak dapat mengontrol setiap kejadian yang datang, tetapi kita dapat mengontrol bagaimana kejadian-kejadian tersebut dapat mempengaruhi kita. Menyuburkan benih-benih cinta, berbagi cinta dengan sesama, meningkatkan kesabaran dalam hati, mudah memaafkan, membalas dengan kebaikan dan mampu berdamai dengan diri sendiri merupakan sarana mengendalikan emosi. Emosi yang terkendali menjauhkan diri dari tindakan agresif yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

Inilah aspek–aspek penting yang ada dalam diri manusia, yang menjadikan mereka mampu menumbuhkan energi spiritual dalam menghadapi kehidupan. Mereka mampu mempengaruhi orang lain, dan akhirnya membuat orang lain menghargai kepribadian mereka. Karakter perilaku seperti inilah kalau terus dilakukan menjadi kebiasaan dapat melahirkan perilaku yang bijaksana. Perilaku yang meninggikan kemuliaan hidup kita dihadapan orang lain dan dihadapan Tuhan, serta menjadikan kehidupan penuh potensi dan keagungan.

Sumber: Emosi & Inti Rahasia Kebijkasanaan Oleh Eko Jalu Santoso, Penulis Buku “The Art of Life Revolution”, Penerbit Elex Media Komputindo, Founder Motivasi Nurani Indonesia. Ingin Mendapatkan email motivasi nurani, kirimkan email ke: motivasiindonesia-subscribe@yahoogroups.com

Tidak ada komentar: